Judul Buku :
Merdeka Belajar Diruang Kelas
Penulis :
Najeela Sihab dan Komunitas Guru Pelajar
Penerbit :
Literati, Imprint dari Penerbit Lentera Hati
Terbit :
Cetakan Pertama, Oktober 2017
Tebal :
231 Halaman
ISBN :
978-602-8740-62-3
Peresensi :
Ahmad Huzaini, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IDIA Prenduan
“Kemerdekaan
bukan sekedar kepatuhan atau perlawanan. Kemerdekaan adalah sesuatu yang
diperjuangkan, bukan diberikan.”
Dalam buku ini kita akan diajarkan bagaimana kita sebagai
guru akan mendapatkan kemerdekan, kita juga akan diajarkan bagaimana memberikan
kemerdekaan bagi murid, kita juga akan di ajarkan bagaimana mempraktekkan
kemerdekaan dalam belajar. Sehingga masing-masing dari guru juga dari diri
pelajar akan timbul rasa saling mengerti, sehingga tercapai tujuan dalam sebuah
pembelajaran.
Saat kita berbicara bahwa kita percaya kemerdekaan guru dan
kemerdekaan belajar, sebetulnya kita dengan jelas menunjukkan kepercayaan kita
pada beberapa hal. Pertama, bahwa proses belajar butuh kemerdekaan, dan kemerdekaan
itu harus melekat pada subjek yang melakukan proses belajar, anak ataupun orang
dewasa. Kedua, bahwa proses menuju kemerdekaan adalah proses yang harus
melibatkan dukungan banyak pihak, sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak di
inginkan, kita tidak hanya menyalahkan satu pihak saja, dalam hal ini biasanya
yang disalahkan adalah guru, seakan-akan guru tidak benar mendidik anak
muridnya, padahal sejatinya kesalahan itu dilakukan semua orang, baik orang
tua, maupun masyarakat, dan ketika semua orang saling menyalahkan, maka yang
jadi korban adalah anak-anak bangsa.
Kemerdekaan dalam belajar sangatlah penting, baik untuk
pengajar ataupun untuk pelajar. Bagi pengajar (guru), kemerdekaan adalah bagian
penting dari pengembangan, karena sama seperti burung yang tidak berani keluar
dari kandang. Kompetensi guru tidak akan
bisa optimal berdampak tanpa kemerdekaan, karena hanya guru yang merdeka
yang bisa membebaskan anak, hanya guru yang antusiaas yang menularkan rasa
ingin tahu pada anak, dan hanya guru belajar yang pantas mengajar. Bagi pelajar
(siswa), seorang murid merdeka belajar mampu menggunakan semua kemampuannya
yang ia miliki, mampu bertanya kepada orang yang mereka anggap tepat, dan mampu
bangkit dari upaya belajar yang belum berhasil.
Mengajarkan merdeka belajar adalah tantangan, karena banyak
pendidik yang terjebak salah kaprah mengajarkan materi pelajaran sebatas yang
digariskan kurikulum. Kurikulum menjadi subyek penentu arah belajar guru dan
pelajarnya. Padahal, proses belajar yang bermakna mensyaratkan kemerdekaan pada
guru dan pelajar untuk menentukan tujuan dan cara belajar yang efektif. Guru
merdeka untuk menemukan paduan yang pas antara tuntutan kurikulum, kebutuhan
pelajar dan situasi lokal. Pelajar merdeka menetapkan tujuan belajar bersama,
memilih cara belajar yang sesuai, dan terbuka melakukan refleksi bersama guru.
Merdeka belajar adalah saat murid bersama guru dikelas menentukan
tujuan belajar. dalam buku ini di Hal: 74 Karunianingtyas Rejeki, salah satu komunitas guru belajar mengatakan
bahwa tidaklah mudah memberikan proses pembelajaran yang berarti ketika mereka
tidak mengetahui tujuan dari proses belajar tersebut, belajar menjadi mudah
menguap, sekarang bisa, besok lupa karena tidak tau untuk tujuan apa.
Maka ketika merancang proses belajar bagi mereka, yang harus
selalu diingat adalah bahwa mereka mengetahui tujuan dari proses belajar yang
di jalani bersama-sama, bahkan kalau ingin menerapkan kemerdekaan belajar, kita
harus rela memberikan kemerdekaan dalam
hal tujuan yang ingin mereka capai, target mereka ketika mereka belajar, bagaimana
mencapai tujuan tersebut, dan apa saja pencapaian mereka selama belajar.
Sering kita temukan para guru meminta anak muridnya untuk
menjawab berbagai pertanyaan, dengan maksud bahwa jika anak menjawab dengan
benar semua pertanyaan berarti mereka sudah menguasai pelajaran, bahkan mungkin
cara inipun sering kita lakukan terhadap murid-murid kita. Padahal metode
seperti ini mebuat anak-anak bosan ketika mendapatkan soal dari guru, maka
dalam buku ini Hal:113 Suhud Rois mengatakan, bahwa meminta anak untuk membuat
pertanyaan sangat penting untuk melatih berfikir anak dari sudut pandang yang
berbeda oleh karenanya muncullah kemudian sebuah cara membuat soal yang
berbeda.
Jadi guru yang membuat jawaban, anak yang membuat pertanyaan,
tujuannya adalah selain agar anak tidak bosan, juga menggali seberapa dalam
pemahaman anak terhadap materi yang sudah dipelajari. Tipe soal uraian hanya
mampu menampilkan jawaban sesuai pertanyaan saja dan tidak memberi peluang
kepada anak untuk menunjukkan kemampuan yang lebih tinggi, apalagi soal pilihan
ganda yang kadang hanya dengan faktor keberuntungan, anak mendapatkan jawaban
yang tepat.
Nah, bagaimana kalau guru menyediakan jawabannya saja, anak
yang membuat pertanyaannya? Pertama anak merasa tertantang, ia mendapat peluang
untuk unjuk gigi. Kalau saja soal yang diberikan guru adalah: “Dimana ibu kota
Jawa Barat?” anak hanya boleh menjawab Bandung jawaban yang lain salah,
beda halnya kalau begini: “Buatlah tiga pertanyaan yang jawabannya bandung!”
anak di ajak mengeluarkan semua yang ia ketahui tentang bandung. Maka muncul lah
rasa antusias dalam belajar yang selanjutrnya melahirkan kegembiraan. Antusias
dan kegembiraan dalam belajar itu penting , belajar bukan bersusah-susah,
berpayah-payah. Belajar itu bersenang-senang, dan bergembira, sehingga kemudian akan tumbuh rasa cinta
belajar. Belajar akan menjadi aktivitas yang dinantikan karena menantang. Karena
tantangan itu menyenangkan, sesuatu yang menyenangkan akan membuat ketagihan, dan
ketagihan dalam belajar.
Bagaimana mungkin mereka akan meraih bintang nan jauh disana,
jika untuk sekedar mengangkat tangan utuk bertanya saja mereka tidak mampu,
maka dengan adanya buku Merdeka Belajar di Ruang Kelas ini kita bisa
membiarkan bahkan mendorong mereka untuk meraih bintang-bintang mereka,
pengalaman-pengalaman para guru yang ada dibuku ini bisa dijadikan contoh dan
inspirasi buat kita untuk mengajarkan kepada anak-anak kita tentang merdeka
belajar sehingga buku ini cocok untuk dibaca oleh semua guru yang yang
menginginkan suasana belajar lebih menyenangkan agar anak-anak kita tidak bosan
dalam belajar, hanya saja buku ini kalau dibaca hanya sepintas terkesan banyak
bahasa yang diulang-ulang. Terakhir, selamat membaca, dan semoga dengan hadirnya buku ini mampu
membuat kita menjadi guru yang merdeka yang mampu memberi kemerdekaan kepada
orang lain. Salam merdeka untuk para guru INDONESIA.
0 komentar:
Posting Komentar