Pages

Rabu, 13 November 2019

Kenapa Harus Berdiri Saat Maulid Nabi?

Sayyid Alawi Al-Maliki menceritakan bahwasanya abah beliau, Sayyid Abbas Al-Maliki memberi kabar kepada beliau, sesungguhnya abah beliau (Sayyid Abbas Al-Maliki) berada di Baitul Maqdis untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi pada malam ‘ied Milad An-Nabawi, di mana saat itu dibacakan Maulid Al-Barzanji.
Saat itulah beliau melihat seorang pria tua beruban yang berdiri dengan khidmat penuh adab mulai dari awal sampai acara selesai. Kemudian beliau bertanya kepadanya akan sikapnya itu, yaitu berdiri sementara usianya sudah tua.
Lelaki tua itu bercerita bahwa dulu ia tidak mau berdiri pada acara peringatan Maulid Nabi dan ia memiliki keyakinan bahwa perbuatan itu adalah bid'ah sayyi'ah (bid'ah yang jelek).
.
Suatu malam ia bermimpi dalam tidurnya. Dia bersama sekelompok orang yg bersiap-siap menunggu kedatangan Nabi Muhammad Saw, maka saat cahaya wajah beliau yang bagaikan bulan purnama muncul, sekelompok orang itu bangkit dengan berdiri menyambut kehadiran Rasulullah Saw.
Namun hanya ia saja seorang diri yang tidak mampu bangkit untuk berdiri. Lalu Rasullullah Saw. bersabda kepadanya: "Kamu tidak akan bisa berdiri" Saat ia bangun dari tidurnya ternyata ia dalam keadaan duduk dan tidak mampu berdiri. Hal ini ia alami selama 1 (satu) tahun.
Kemudian ia pun bernadzar jika Allah menyembuhkan sakitnya ini, ia akan berdiri mulai awal pembacaan Maulid Nabi sampai akhir bacaan, kemudian Allah menyembuhkannya.
Ia pun selalu berdiri (mulai awal pembacaan Maulid Nabi sampai akhir bacaan) untuk memenuhi nadzarnya karena ta’zhim (mengagungkan) beliau Rasulullah Saw.
Sumber: Kitab Al-Hadyut taamm fii Mawaaridil Maulidinnabawiyyi Wa Maa I’tiida Fiihi Minal Qiyaam karya Sayid Muhammad Ali bin Husein Al-Maliki Al-Makki (1287 H – 1367 H).
Dikutip dari Fb Putra Wijya: https://web.facebook.com/putra.neo.16


Share:

Senin, 11 November 2019

Study Tour Mahasiswa KPI IDIA Prenduan ke UBTV - Universitas Brawijaya, Malang

Dalam rangka menindaklanjuti rencana pembuatan Al-Amien TV dan pengembangan Radio Swara Dakwah Al-Amien (RASDA), kami mahasiswa KPI IDIA Prenduan bersama AVS Yayasan Al-Amien Prenduan (YAP) melakukan Study Tour ke UBTV dan UB Radio yang merupakan media penyiaran yang berada di bawah naungan Universitas Brawijaya Malang. Rombongan Study tour ini didampingi langsung oleh Dekan Fakultas Dakwah Dr. H. Fattah Syamsuddin, Lc dan beberapa civitas acedemica dari Fakultas Dakwah Jurusan KPI bersama salah satu pengurus dari Yayasan Al-Amien Prenduan. Dengan lima kendaraan yang menjadi transportasi kami, Alhamdulillah rombongan yang berjumlah sekitar 60 orang tidak menemui kendala selama perjalanan pulang-pergi. Berikut beberapa moment yang berhasil kami abadikan:


Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang


Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang


Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang

Kunjungan Mahasiswa KPI ke UBTV, Malang






















































Share:

Praktek Khitobah Bersama KH. Jakfar Shodik, MM. - On Air Rasda FM (107.7)


Keseruan saat pelaksanaan mata kuliah Tekhnik khitobah bersama KH. Jakfar Shodik, mahasiswa KPI semester V. yang beda dari kuliah kali ini adalah prakteknya disisiarkan secara langsung memalui Radio Suara Dakwah Al-Amien Prenduan (RASDA FM) 107.7.

Kpi Idia Prenduan

Ust. Jakfar Shodik, MM

Ust. Jakfar Shodik, MM

Kpi Idia Prenduan

Kpi Idia Prenduan

Share:

Pengikut

Subscribe!

Mars IDIA Prenduan