Pages

Senin, 30 Maret 2020

Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah - Oleh Ahmad Huzaini


Globalisasi yang ada di hadapan kita sebagai sebuah fakta yang tidak bisa kita pungkiri, globalisasi memberi peluang dan fasilitas kepada kita yang sungguh amat luar biasa, globalisasi telah menembus semua penjuru dunia, bahkan sampai daerah terpencil sekalipun, masuk ke rumah-rumah,  memborbardir pertahanan moral dan agama, sekuat apapun dipertahankan. Televisi, Internet, Koran, Handphone, dan lain sebagainya adalah media informasi dan komunikasi yang berjalan dengan cepat, menggulung sekat-sekat tradisional yang selama ini dipegang kuat-kuat. Moralitas menjadi longgar, Sesuatu yang dulu di anggap tabu sekarang menjadi biasa-biasa saja. Cara berpakaian, berinteraksi dengan lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan menikmati narkoba menjadi tren dunia modern yang sulit di tanggulangi. Globalsasi menyediakan seluruh fasilitas yang dibutuhkan manusia, negatif maupun positif. Banyak manusia terlena dengan menuruti seluruh keinginannya, apalagi memiliki rezeki melimpah dan lingkungan yang kondusif. Akhirnya, apa akibat yang timbul? karakter anak bangsa berubah menjadi rapuh, mudah diterjang ombak, terjerumus dalam tren budaya yang melenakan, dan tidak memikirkan akibat yang ditimbulkan. Prinsip-prinsip moral, budaya bangsa, dan perjuangan hilang dari karakteristik mereka. Inilah yang menyebabkan dekadensi moral serta hilangnya kreatifitas dan produktifitas bangsa. Saat ini, tidak sulit lagi bagi kita untuk mendapatkan gambar-gambar yang mempertontonkan bentuk-bentuk tubuh lewat majalah, televisi, bahkan handphone pun menjadi alat penyebar porno aksi, dan penampilan iklan yang menunjukkan kemolekan tubuh. Praktek seks pranikah yang dilakukan oleh pelajar semakin hari semakin meningkat dan hampir seimbang jumlahnya antara di kota dan daerah-daerah. Hal ini terjadi karena pengaruh budaya barat dan media melalui tayangan-tayangan yang vulgar serta cenderung mengarah pada pornografi dan pornoaksi.
Dengan melihat kenyataan diatas, pendidikan karakter sangat mendesak untuk diberlakukan di negeri ini. Dengan cara mengoptimalkan peran sekolah sebagai pionir. Pihak sekolah harus bekerja sama dengan keluarga, masyarakat, dan elemen bangsa yang lain demi suksesnya agenda besar menanamkan karakter kuat kepada peserta didik sebagai calon pemimpin bangsa dimasa yang akan datang. Mengapa harus lembaga pendidikan? Sebab, tanggung jawab utama Negara dan masyarakat dalam mempersiapkan kader masa depan yang berkualitas di bidang ilmu, moral, mental, dan perjuangan adalah lembaga pendidikan. Tapi kenyataannya, lembaga pendidikan formal selama ini disinyalir hanya mementingkan aspek kecerdasan akademik, serta menganak tirikan aspek kecerdasan emosi dan spiritual,   pendidikan sekolah selama ini bisa dikatakan gagal pada aspek karakter. Sekolah terlalu terpesona dengan target-target akademis, dan melupakan pendidikan karakter. Sehingga membuat kreatifitas, keberanian, kemandirian, dan ketahanan anak didik dalam melalui berbagai ujian hidup menjadi rendah. Anak mudah frustasi, menyerah, dan kehilangan semangat juang sampai titik darah penghabisan. Lebih ironisnya, bahkan perguruan tinggi sekalipun, lebih menekankan pada perolehan nilai ulangan maupun ujian. Banyak guru yang berpandangan bahwa peserta didik dikatakan baik kompetisinya apabila nilai hasil ulangan atau ujiannya tinggi.
Karakter merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan kita di masa depan, jadi apabila kita sudah mempunyai karakter yang kuat pasti akan terbentuk dalam diri kita mental yang kuat pula. Kalau mental kita sudah kuat akan terlahir spirit yang kuat, pantang menyerah, berani mengurangi proses yang panjang, dan berani menerjang arus badai dan gelombang  berbahaya yang menerpa kita. Karakter yang kuat merupakan prasyarat bagi kita untuk menjadi seorang pemenang dalam medan kehidupan, apalagi di era globalisasi ini. Tidak akan pernah ada peluang bagi kita untuk menjadi pemenang, apabila kita mempunyai karakter yang lemah. Kita akan menjadi pecundang, menjadi sampah masyarakat, dan kita akan tersingkirkan dalam proses kompetisi kehidupan yang ketat seperti saat ini, sebab kita tidak mempunyai prinsip, serta tidak mempunyai keberanian untuk menerjang gelombang, ombak dan badai kehidupan yang dahsyat. Kita akan menjadi orang yang penakut, ceroboh dan pergerakan kita bisa dibaca dengan mudah oleh orang lain. Oleh karenanya, tanggung jawab utama negara dan masyarakat dalam mempersiapkan kader-kader masa depan yang berkualitas di bidang ilmu, moral, mental, dan perjuangan adalah dimulai dari lembaga pendidikan. Pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti plus, yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Tanpa ketiga aspek diatas, pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan karakter yang di terapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Karena dengan kecerdasan emosi, seseorang akan lebih mudah berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
Hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan  di Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, yang bertujuan membina kepribadian generasi muda. Pendidikan karakter juga berpijak pada karakter dasar manusia yang bersumber dari  nilai moral universal (bersifat absolut) agama, Pendidikan karakter memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak pada nilai-nilai karakter dasar tersebut. Beberapa nilai karakter dasar tersebut antara lain  cinta kepada Allah Swt dan ciptaan-Nya, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, serta cinta persatuan.
Pendidikan karakter di sekolah harus berpijak pada nilai-nilai karakter dasar manusia dan di kembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen  harus dilibatkan. Komponen tersebut meliputi isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh komponen sekolah atau lingkungan. Jadi sangat diperlukan peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Mengingat fenomena sosial yang meningkat dan semakin berkembang, seperti kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karenanya, lembaga pendidikan sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapakan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter.(*)
Share:

Kamis, 19 Maret 2020

Beginilah Suasana IDIA Prenduan, Pasca Diterbitkannya Surat Edaran Rektor Tentang Pencegahan Covid-19


kpiidiaprenduan.blogspot.com

PRENDUAN, Komunika-Kampus IDIA Prenduan baru saja menerbitkan surat edaran nomor 014/IDIA/I.14/III/2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap resiko penyebaran Corona Virus Disiase (COVID-19), Selasa (17/03). Meningkatnya penyebaran Covid-19, membuat rektor IDIA Prenduan KH. Dr. Ghozi Mubarok, MA. harus mengambil langkah tegas dengan membatasi aktivitas mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan di ruang lingkup kampus IDIA Prenduan.
Dari pantauan wartawan Komunika, suasana kampus tampak sepi dari aktivitas mahasiswa, hanya terlihat satpam dan petugas kebersihan yang masih aktif bekerja. Bahkan kantor akademik dan kantor-kantor fakultas tak terlihat keramaian seperti hari-hari biasa.
“Iya hari ini sangat sepi, tidak seperti hari-hari biasanya, “ ujar Triswanto salah satu mahasiswa yang kebetulan datang ke kampus.


Dalam surat edarannya, Rektor IDIA Prenduan memutuskan bahwasanya aktivitas perkuliahan bagi mahasiswa program reguler (non asrama) dilakukan dengan sarana daring (online). Namun, bagi mahasiswa program intensif (tinggal di asrama) tetap berjalan seperti biasanya, namun tetap menjaga kesehatan dan tidak menerima kunjungan dari luar kampus.
“Bagi civitas akademika IDIA yang mukim dipondok dilarang berkunjung dan/atau menerima kunjungan dari luar kampus. Bagi mahasiswa program reguler, kegiatan perkuliahan di IDIA Prenduan dilakukan sarana daring (online),” demikian isi salah satu poin surat edaran itu.
Namun, untuk layanan administrasi dan konsultasi berjalan sebagaimana mestinya dapat dilakukan secara daring (online).(zn)

Berikut videonya: 









Share:

Rabu, 18 Maret 2020

Pacu Keaksaraan, Rektor IDIA Prenduan Resmikan Loka Nalar Sehat





PRENDUAN, Komunika-Rektor IDIA Prenduan, KH. Dr. Ghozi Mubarok, MA. meresmikan secara langsung taman baca di kampus IDIA Prenduan, Kamis (12/03). Peresmian taman baca yang diberi nama “Loka Nalar Sehat” tersebut, merupakan rencana tindak lanjut dari acara pekan literasi yang pernah diadakan BEM IDIA Prenduan beberapa waktu lalu.
Rektor IDIA Prenduan sendiri sangat mengapresiasi akan adanya pojok literasi tersebut. “Memang harus ada inovasi baru untuk meningkatkan minat baca mahasiswi,” ungkap beliau disela-sela sambutannya.
Loka Nalar Sehat memang bagian dari inovasi IDIA Prenduan untuk menumbuhkan semangat literasi, disamping lokasinya yang sangat strategis, mahasiswa bisa membaca dan diskusi untuk menambah wawasan dan pengetahuan mereka sambil ditemani pepohonan rindang yang sejuk dan meneduhkan.
Acara yang diprakarsai oleh Badan Eksekutif Mahasiswa  (BEM) IDIA Prenduan tersebut, diikuti oleh seluruh dosen dan mahasiswi IDIA Prenduan. Peresmian juga melibatkan pihak Perpustakaan Daerah (Perpusda) kabupaten Sumenep.
Melalui perwakilannya, pihaknya siap untuk bekerja sama dalam semua kegiatan yang diselenggarakan oleh Loka Nalar Sehat,”kami akan selalu mensupport seluruh kegiatan yang diadakan oleh  Loka Nalar Sehat, tentunya demi meningkatkan semangat baca mahasiswi,” tutur Bapak Ipunk, selaku Kasi Pelayanan Perpusda Sumenep.
Sejatinya taman baca Loka Nalar Sehat sudah digagas sejak akhir 2019 lalu,  namun karena ada beberapa hal yang harus diselesaikan, hingga akhirnya baru bisa diresmikan. “Dari awal (kegiatan pekan literasi) kita memang sudah bekerja sama dengan Perpusda Sumenep, dan sempat melakukan MoU,” ungkap Fadilah selaku Presmi IDIA Prenduan. “Dan Launching ini merupakan bagian dari MoU yang sudah kami lakukan dengan pihak Perpusda Sumenep,” tambahnya.
Akhirnya, acara yang dimulai sejak pukul 14:00 Wib itu, secara simbolis ditutup dengan prosesi pemotongan pita oleh Rektor IDIA Prenduan sebagai tanda diresmikannya taman baca terebut. (zn)




Share:

Pengikut

Subscribe!

Mars IDIA Prenduan