Pages

Selasa, 23 Juni 2020

Sejarah Berdirinya IDIA Prenduan

Pendirian Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan merupakan jawaban atas harapan masyarakat dan para alumni terhadap perguruan tinggi yang representatif di lingkungan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Demi kepentingan tersebut, maka dimulailah rintisan pendirian lembaga pendidikan perguruan tinggi pada tahun 1980. Tiga tahun kemudian (tahun 1983), kunjungan Prof. Dr. H. Munawir Sjadzali, MA. menjadi berkah. Selaku Menteri Agama Republik Indonesia saat itu, beliau meresmikan lembaga pendidikan tinggi Al-Amien Prenduan dengan nama Pesantren Tinggi Al-Amien Prenduan yang disingkat PTA Prenduan.
Fakta akan harapan dan kebutuhan masyarakat terhadap urgensi pendidikan tinggi pasca pesantren terbukti benar. Kali pertama menerima mahasantri, Pesantren Tinggi Al-Amien Prenduan dibanjiri peminat, baik alumni Al-Amien Prenduan sendiri maupun alumni pondok-pondok pesantren lain di Indonesia. Karenanya, pimpinan PTA pada saat itu memberlakukan seleksi masuk yang ketat, dengan mempertimbangkan kualitas intelektual dan moral para calon mahasantri yang mendaftarkan diri ke PTA. Karena proses seleksi yang ketat ini, Pesantren Tinggi Al-Amien Prenduan kemudian dikenal sebagai tempat berkumpulnya para santri dengan kualitas pemahaman agama yang dapat diandalkan. Dalam perkembangannya, kehadiran mahasantri PTA memberi pengaruh istimewa terhadap geliat pendidikan di Pondok Pesantren Al-Amien, terutama dalam dinamika keilmuan para santri. Tidak hanya bagi santri, beragam aktivitas dakwah dan pemberdayaan umat yang dilaksanakan secara kontinyu juga berpengaruh positif bagi masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Hingga kini, sejak mewisuda alumni pertamanya, PTA Prenduan telah melahirkan pimpinan-pimpinan pesantren, tokoh-tokoh agama, dan aktivis-aktivis dakwah yang disegani di wilayah nusantara.
Dua tahun kemudian (tahun 1985), pengurus Yayasan Al-Amien Prenduan mengubah nama Pesantren Tinggi Al-Amien menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Al-Amien (STIDA) Prenduan. Perubahan nama tersebut merupakan langkah maju bagi pengembangan perguruan tinggi yang sesuai dengan peraturan pemerintah, namun dengan tetap mempertahankan kualitas sistem, orientasi pendidikan, serta nilai-nilai kepesantrenan yang sejak awal dicanangkan oleh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan.
Pada tahun 1996 M., kegigihan pengurus Yayasan Al-Amien Prenduan untuk mewujudkan perguruan tinggi yang representatif dijawab dengan disetujuinya proposal penambahan program studi (prodi) oleh tim Kopertais wilayah IV Surabaya. Status dan nama STIDApun beralih rupa menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Amien Prenduan, dengan membuka dua program studi/jurusan: Bimbingan dan Penyuluhan Islam/BPI (Dakwah), dan Pendidikan Agama Islam/PAI (Tarbiyah).
Perlahan namun pasti, prestasi demi prestasi institusional diraih oleh STAI Al-Amien Prenduan. Tak berapa lama kemudian, lewat Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional dengan nomor: 019/BAN-PT/Ak-IV/VIII/2000, STAI dinyatakan terakreditasi dengan nilai maksimum. Jalan menuju idealisme kian nampak di depan mata. Harapan bagi terwujudnya sebuah perguruan tinggi Islam yang representatif semakin gamblang terhampar di hadapan. Segera setelah turunnya hasil akreditasi itu, sebuah tim dibentuk untuk merealisasikan langkah berikutnya, yaitu merencanakan penambahan beberapa program studi (prodi), sebagai syarat bagi peningkatan status kelembagaan menjadi institut.
Tanpa menunggu lama, rencana itu pun terealisasi, ditandai dengan dibukanya satu fakultas dan empat program studi baru pada tahun akademik 2001-2002, yaitu: 1. Komunikasi & Penyiaran (KPI) di Fakultas Dakwah, 2. Pendidikan Bahasa Arab (PBA) di Fakultas Tarbiyah, serta 3. Tafsir/Hadits (sekarang menjadi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir) dan Aqidah/Filsafat (sekarang menjadi Ilmu Aqidah) di Fakultas Ushuluddin. Dengan peresmian itu, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Amien Prenduan pun berganti nama menjadi Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan (IDIA) yang kemudian mendapatkan pengakuan resmi seiring turunnya surat Keputusan dari Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama RI. No. : Dj.II/144/2002.
Dalam upaya untuk meneguhkan eksistensinya sebagai perguruan tinggi Islam yang representatif, IDIA Prenduan terus melakukan inovasi-inovasi baru dalam bentuk kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri, baik dalam bidang sarana prasarana, pengembangan sumber ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia. Dengan jalinan relasi kerjasama yang telah ditempuh ini, IDIA Prenduan mengalami kemajuan yang sangat pesat dan mampu melahirkan output dengan kualitas yang tinggi.
Sistem perkuliahan di IDIA Prenduan memiliki sifat dan karakter yang unik dibandingkan dengan kampus lain pada umumnya. Nilai keunikan itu terletak pada upaya mengintegrasikan sistem perkuliahan akademik seperti yang berlaku di perguruan tinggi modern pada umumnya dengan sistem pendidikan pesantren. Sehingga dari hasil sistem perkuliahan yang integratif tersebut, IDIA al-Amien mampu melahirkan generasi-generasi intelektual yang mutafaqqih fiddien dan mundzirul qoum.
Sumber: idia.ac.id

Share:

Pengikut

Subscribe!

Mars IDIA Prenduan