SUMENEP, Komunika-Enam
mahasiswi Institut Dirosat Islamiah Al-Amien (IDIA) Prenduan melaksanakan
kuliah lapangan sebagai tugas program “Jurnalistik Online dan Jurnalistik
Cetak” yang dikembangkan di lembaga tersebut, dimulai sejak 28 Januari
2020 lalu.
Mahasiswi
semester VI (enam) Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) memilih
sastrawan Syaf Anton Wr sebagai mentor selama proses perkuliahan di lapangan. Sholeha,
salah seorang wakil dari mahasiswi menyebutkan, dalam kuliah lapangan ini
dimaksudkan untuk menindak lanjuti hasil pembelajaran di kampus sekaligus
memperdalam ilmu-ilmu tentang jurnalistik, khususnya dalam penulisan opini,
artikel, feature dan pemberitaan. “Untuk kuliah lapangan ini, kami laksanakan 5
kali pertemuan, masing-masing dengan materi dan tugas yang beda,” ujarnya.
Pertemuan pertama
dan kedua pada Selasa (04/02), dilaksanakan di kediaman Syaf Anton Wr dengan
topik pembelajaran menulis opini dan artikel. Selanjutnya akan dikembangkan ke
obyek yang nantinya menjadi bahan penulisan. “Mereka akan saya bawa langsung ke
lapangan, dan saya pertimbangkan ke museum atau tempat lainnya, sekaligus
sebagai tugas laporan jurnalistik,” ungkap Syaf Anton
Syaf Anton
berharap, dari lima kali pertemuan nantinya para mahasiswi bisa menghasilkan
karya tulis dalam bentuk tulisan lepas. “Saya tahu, keinginan mereka untuk bisa
menulis cukup tinggi,” tandasnya.
Enam mahasiswi
yang terdiri dari Sholeha, Hasniar, Lailatul Husni, Rif’atun Hasanah, Wahdaniah
dan Rofiqoh dengan seksama mengikuti arahan mentornya,
Hasniar asal Kalimantan Utara menyatakan meski baru belajar menulis ia berharap “Proses belajar yang menurut saya sangat singkat ini rasanya kurang. Mau diperpanjang sampai betul-betul bisa menjadi virus positif bagi yang lain,” katanya.
Hasniar asal Kalimantan Utara menyatakan meski baru belajar menulis ia berharap “Proses belajar yang menurut saya sangat singkat ini rasanya kurang. Mau diperpanjang sampai betul-betul bisa menjadi virus positif bagi yang lain,” katanya.
Sedangkan
Lailatul Husni menyebut ketika saya pulang dari belajar, merasa semangatnya
semakin bertambah dan meyakini apa yang ia tulis akan menjadi hal yang paling
berharga. Hal ini diperkuat Rif’atun Hasanah “Suatu kehormatan bagi
mahasiswi KPI bisa belajar bareng bersama Pak Syaf Anton. Selama kami belajar
bersama, kami selalu dikasih motivasi dan sangat berkesan dari beliau,” ungkap
gadis mungil itu.
Sementara
Wahdaniah, menyebut kata-kata yang paling tertanam dihati saya dari Pak Syaf
Anton adalah “Jika ingin diingat, menulislah”. Dalam kuliah lapangan ini,
Rofiqoh yang tidak berkeinginan menulis justru sebaliknya. Ia menyebut ia
justru terkesan, karena materi ini membawa saya pada bidang yang tidak pernah
ada dalam keinginan saya. “Dan bukan hanya materi saja yang saya dapat,
melainkan sebuah pengalaman yang tak pernah saya alami,” jelasnya. (LRI)
0 komentar:
Posting Komentar