Pages

Minggu, 30 Agustus 2020

Rektor IDIA: Salah Satu Tujuan Paling Penting Dari Pelaksanaan Ujian Adalah Melakukan Evaluasi



PRENDUAN, Komunika-Pembukaan Ujian Mid Semester kuliah kepondokan Ma’had Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan dilaksanakan pada Sabtu, (22/08). Acara ini dibuka secara langsung oleh rektor IDIA Prenduan KH. Dr. Ghozi Mubarok. MA.
Bertempat dilanatai 3 gedung rektorat IDIA Prenduan, tampak hadir pula Mudir Ma’had lil Banin KH. Mujammi’ Abdul Musyfi, Lc.  dan Mudir Ma’had lil Banat KH. Fikri Husein. MA. beserta jajaran civitas akademika dan seluruh mahasiswa/i program intensif Ma’had IDIA Prenduan.
Dalam  sambutan dan sekaligus pembukaannya, rektor menyampaikan beberapa pesan khusus kepada seluruh jajaran yang hadir pada saat itu,  dan  secara umum kepada mahasiswa/i Ma’had IDIA Prenduan. Berikut kami merangkum beberapa pesan penting beliau.
Pertama, beliau berharap ujian yang akan dilaksanakan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dari proses pembelajaran yang sudah dilalui oleh setiap mahasiswa/i. Akan tetapi hal ini juga perlu menjadi pertimbangan bagi seluruh dosen pengampuh mata kuliah kepondokan sebagai evaluasi dan tolak ukur pada materi yang sudah diberikan. Sebatas mana efektifitas dan kualitas dari cara mengajar dan penerimaan mahasiswa/i terhadap penyampaian dosen, apakah sistem belajar mengajar tersebut sudah efisien?.
Kedua, diharapkan kepada seluruh mahasiswa/I untuk menjadikan ujian sebagai alat evaluasi itu sendiri, bukan malah menjadikannya sebagai tujuan dari proses belajar yang selama ini sudah dilaksanan. Al-imtihanu li ta’allumi laysa at-ta’allum lil imtihani. Masa ujian itu sebaiknya dijadikan sebagai kaca perbandingan dari proses belajar sebelumnya, bukan serta merta  menjadi fokus utama dari proses belajar itu sendiri.
Ketiga, kepada setiap dosen diharapkan untuk merekap data hasil dari proses belajar mahasiswa/i,  itu semua tidak lain guna dijadikan aspek evaluasi tadi. Maka dari itu akan terlihat titik mana saja yang sekiranya masih menjadi kekurangan kita.  Dan secara bertahap akan kita perbaiki semaksimal mungkin.
Keempat, beliau mengapreasiasi sekali kepada mahasiswa/i yang membudayakan belajar malam di asrama masing-masing, kenapa demikian? Sudah sejak lama kita tidak memiliki sistem yang membentuk ujian itu menjadi penentu kelulusan bagi setiap mahsiswa/i, bahkan bagi individu yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata. Akan tetapi hal terpenting yang perlu diingat bahwa ujian ini adalah stimulus dari proses belajar mengajar dan dijadikan bahan evaluasi.
Terakhir, mungkin saat ini banyak sekali mahasiswa/i yang anti dengan mata kuliah kepondokan, bahkan ada yang anti terhadap setiap mata kuliah kepondokan. Kalau diluar sana anak-anak biasanya senang dengan satu mata pelajaran dan terhadap mata pelajaran yang lain dia begitu anti. Tetapi anehnya disini malah hampir anti kepada semua mata pelajaran, ada yang memang kurang senang dengan pelajaran yang berbasis bahasa arab dan ada juga yang kurang memahami dasar-dasarnya. Kembali kepada hal yang paling urgensi, kita semua berharap agar minat-minat yang sekarang belum ada pada diri kita, semoga setelah ujian, setelah selesai dari acara ini bahkan setelah lulus dari IDIA, minat itu akan tumbuh dengan sendirinya.
Itulah beberapa pesan singkat rektor IDIA Prenduan yang berhasil kami rangkum. Akhirnya dengan pembacaan Ummul Furqon, Ujian Mid Semester kuliah kepondokan Ma’had IDIA Prenduan tahun akademik 2020/2021 dibuka secara resmi oleh rektor IDIA Al-Amien Prenduan. Diakhir acara seperti biasa ditutup dengan do’a. Setelah itu mahasiswa pun meninggalkan tempat menuju ruang ujian masing-masing. (ftr)




Share:

Sabtu, 29 Agustus 2020

Peletakkan Batu Pertama Tandai Pembangunan Masjid Mahasiswi IDIA Prenduan

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Kampus IDIA Prenduan Putri

PRENDUAN, Komunika-Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan KH. Ahmad Fauzi Tidjani, MA. Ph.D. Melakukan prosesi peletakan batu pertama pembangunan Masjid Syaikh Sa'id Indragiri dan Sayyidah Fatimah Jum'at, (28/08).
Pimpinan didampingi Rektor IDIA sekaligus Wakil Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris, MA. Para Mudir, Civitas Akademika IDIA Prenduan dan Mahasiswi IDIA Prenduan turut menyaksikan prosesi peletakan batu pertama.
Dalam sambutannya, Pimpinan Pondok mengutarakan bahwa pembangunan Masjid Syaikh Sa'id Indragiri dan Sayyidah Fatimah memang dialokasikan secara khusus untuk diletakkan di kompleks IDIA Prenduan Putri terlebih lagi bagi mahasiswi yang menempati Rusunawa. “Pembangunan Masjid Syaikh Sa'id Indragiri dan Sayyidah Fatimah Saya peruntukan secara khusus untuk dibangun di Kompleks IDIA Putri guna mempermudah akses mahasiswi dan semakin membuat mereka nyaman dan tenang dalam beribadah terlebih lagi mahasiswi yang menempati gedung Rusunawa."
Masjid Syaikh Sa'id Indragiri dan Sayyidah Fatimah dibangun di atas lahan yang berlokasi tepat di sebelah selatan gedung Rusunawa dengan luas bangunan 15 M × 15 M dengan alokasi Anggaran Pembangunan sebesar 300 Juta Rupiah. (Nur Holis)




Share:

Minggu, 23 Agustus 2020

LP2M Selenggarakan Sosialisasi Pengenalan Tugas Akhir Untuk Mahasiswa Niha'ie


PRENDUAN, Komunika-Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IDIA Prenduan kembali mengadakan acara sosialiasi pengenalan tugas akhir untuk mahasiswa dan mahasiswi semester 7, Kamis (20/08). Acara yang bertempat di lantai 3 gedung rektorat IDIA Prenduan ini, dihadiri seluruh ketua prodi dari masing-masing fakultas.

Acara dimulai dengan sambutan pembukaan oleh Dekan Fakultas Ushuluddin Ust. H. Abdul Muiz, Lc., M.Th.I. kemudian dilanjutkan dengan pemaparan beberapa petunjuk tekhnis tentang penulisan tugas akhir di IDIA Prenduan oleh Ust. Nurholis Majid, M. Pd. Selaku ketua LP2M IDIA Prenduan.

Menurut Idul Fitri selaku mahasiswa yang ikut berpartispasi dalam acara tersebut, dirinya sangat bersyukur karena dengan adanya sosialisasi tersebut bisa menambah pemahaman bagi mahasiswa/i dan juga bisa memberi gambaran tentang tugas akhir yang akan dipilih. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, karna dengan acara seperti ini kita setidaknya mempunyai gambaran kecil tentang tugas akhir yang akan kita buat,” tutur mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam asal Palembang itu.

Selain sosialisasi, acara juga diisi dengan sesi tanya jawab terkait permasalahan tugas akhir dan penggunaan Simaster. Dikarenakan mulai tahun ini IDIA Prenduan menggunakan format yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu menerapkan pembuatan Buku atau Jurnal untuk sebagai syarat lulus di kampus IDIA Prenduan. (rk)





Share:

Sambut Tahun Baru Hijriah Dengan Khatmil Qur’an

 

PRENDUAN, Komunika-Badan Eksekutif Mahasiswa Ma’had Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan (BEMA IDIA) adakan Khatmil Qur’an dalam rangka menyambut tahun baru Hijriyah, Kamis (20/08).

Acara Khatmil Qur’an ini merupakan Sunnah Ma’hadiyah yang dilaksanakan rutin setiap tahun di awal tahun Hijriyah. Biasanya acara dimulai dengan pembacaan do’a akhir tahun dan awal tahun menjelang Maghrib dan setelah Maghrib pada hari sebelumnya. “Acara ini memang acara rutin yang sering diadakan ketika terjadinya pergantian tahun Hijriah,” tutur Khafid Irianto selaku ketua Menteri Syari’ah dan Dakwah ma’had IDIA Prenduan.

Acara yang bertempat di Mushalla asrama mahasiswa intensif ini diikuti oleh semua mahasantri, mulai dari mahasiswa semester satu sampai dengan mahasiswa semester tujuh. Mudir ma’had IDIA Prenduan KH. Mujammi’ Abdul Musfi, Lc dan wakil mudir ma’had IDIA Prenduan Ust. Abd. Kirom turur hadir pada acara dilakasanakan ba’da Subuh tersebut.

Pihaknya berharap, dengan adanya acara Khatmil Qur’an ini menjadi momentum bagi mahasantri untuk bermuhasabah, agar pada tahun-tahun selanjutnya para mahasantri mampu menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik. (rk)     

Share:

Jumat, 31 Juli 2020

Informasi Penting Pelaksanaan Tugas Akhir Tahun Akademik 2020-2021

Berikut Informasi Penting tentang pedoman pelaksanaan tugas akhir mahasiswa IDIA Prenduan, Tahun Akademik 2020-2021:

1. KRS Seminar proposal merupakan syarat memilih pembimbing dan mengajukan judul.

2. Tugas akhir masa transisi ada dua bentuk:

a. Jurnal => pada si master pilih menu skripsi

b. Buku

3. Masa pemilihan dosen pembimbing, 29 Juli-02 Agustus 2020

4. Masa pengajuan judul sampai 19 Agustus 2020

5. Tutorial penggunaan si master

TUTORIAL PENGGUNAAN SI MASTER TUGAS AKHIR.pdf

6. Pengisian data judul buku

TEKNIK ISIAN JUDUL BUKU PADA SIMASTER.pdf

7. Pengisian data judul jurnal

8. Agenda kegiatan pelaksanaan Tugas Akhir

a. Masa penulisan proposal, bimbingan dan seminar proposal tugas akhir dilaksanakan

selama semester ganjil

(Ahad, 12 Dzulhijjah- Kamis, 28 Safar/ 02 Agustus-15 Oktober 2020).

b. Masa penulisan tugas akhir dilaksanakan selama semester genap

(Kamis, 4 R. Tsani- Kamis, 13 Rajab/19 November- 25 Februari 2021).

c. Syarat kelulusan mahasiswa akhir adalah LoA (surat penerimaan) dari redaktur jurnal, atau konfirmasi penerbitan dari penerbit jika buku.

d. Syarat pengambilan ijazah adalah bukti terbit (Hard Copy) Jurnal/Buku.

9. Syarat substantif Munaqasyah Proposal tugas akhir

Mahasiswa menyelesaikan dan mengajukan proposal tugas akhir

a. Buku: Judul, topik, daftar isi, 50% naskah dari daftar isi

b. Jurnal: Draft artikel; topik, judul, abstrak, pendahuluan, teori yang digunakan, metode

yang digunakan.

10. Syarat substantif munaqasyah laporan tugas akhir

Mahasiswa menyelesaikan dan mengajukan proposal tugas akhir

a. Buku: dumi buku minimal 99 halaman menurut format UNESCO (15x23 cm)

b. Jurnal: draft artikel; judul, abstrak, pendahuluan (termasuk teori yang dipakai),

    metode, pembahasan, simpulan, daftar pustaka (sesuaikan dengan author guideline

    madrasah jurnal atau jurnal yang dituju).


Share:

Senin, 27 Juli 2020

Mengenal Al-Amien & IDIA Prenduan - KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris, MA.

Ordipa Online merupakan kegiatan merupakan pengenalan Al-Amien dan IDIA kepada mahasiwa baru, dalam kegiatan ini seluruh mahasiswa harus mendapatkan penilaian tertentu, yakni lulus atau tidak lulus sesuai dengan hasil penilaian panitia. Tahun akan dilakukan secara daring dengan rangkaian sebagai berikut:
a. Pembukaan dan Penyampaian Materi: mengenal Al-Amien dan IDIA disampaikan oleh Rektor IDIA Prenduan, KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris, MA.
b. Materi II: Sistem Akademik di IDIA, disampaikan oleh Warek I, Dr. Musleh Wahid, MPd.I
c. Materi III: Sistem Keuangan dan Sarana Pendidikan IDIA disampaikan oleh Warek II,  KH. Dr. Muhtadi Abdul Mun'im, MA.
d. Materi IV : Organisasi Mahasiswa dan Sistem Asrama Mahasiswa disampaikan oleh Warek III, KH. Ridha Sudianto, Lc., M.Si.

#ordipa2020 #ordipaonline #idiaprenduan






Share:

Selasa, 23 Juni 2020

Sejarah Berdirinya IDIA Prenduan

Pendirian Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan merupakan jawaban atas harapan masyarakat dan para alumni terhadap perguruan tinggi yang representatif di lingkungan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Demi kepentingan tersebut, maka dimulailah rintisan pendirian lembaga pendidikan perguruan tinggi pada tahun 1980. Tiga tahun kemudian (tahun 1983), kunjungan Prof. Dr. H. Munawir Sjadzali, MA. menjadi berkah. Selaku Menteri Agama Republik Indonesia saat itu, beliau meresmikan lembaga pendidikan tinggi Al-Amien Prenduan dengan nama Pesantren Tinggi Al-Amien Prenduan yang disingkat PTA Prenduan.
Fakta akan harapan dan kebutuhan masyarakat terhadap urgensi pendidikan tinggi pasca pesantren terbukti benar. Kali pertama menerima mahasantri, Pesantren Tinggi Al-Amien Prenduan dibanjiri peminat, baik alumni Al-Amien Prenduan sendiri maupun alumni pondok-pondok pesantren lain di Indonesia. Karenanya, pimpinan PTA pada saat itu memberlakukan seleksi masuk yang ketat, dengan mempertimbangkan kualitas intelektual dan moral para calon mahasantri yang mendaftarkan diri ke PTA. Karena proses seleksi yang ketat ini, Pesantren Tinggi Al-Amien Prenduan kemudian dikenal sebagai tempat berkumpulnya para santri dengan kualitas pemahaman agama yang dapat diandalkan. Dalam perkembangannya, kehadiran mahasantri PTA memberi pengaruh istimewa terhadap geliat pendidikan di Pondok Pesantren Al-Amien, terutama dalam dinamika keilmuan para santri. Tidak hanya bagi santri, beragam aktivitas dakwah dan pemberdayaan umat yang dilaksanakan secara kontinyu juga berpengaruh positif bagi masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Hingga kini, sejak mewisuda alumni pertamanya, PTA Prenduan telah melahirkan pimpinan-pimpinan pesantren, tokoh-tokoh agama, dan aktivis-aktivis dakwah yang disegani di wilayah nusantara.
Dua tahun kemudian (tahun 1985), pengurus Yayasan Al-Amien Prenduan mengubah nama Pesantren Tinggi Al-Amien menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Al-Amien (STIDA) Prenduan. Perubahan nama tersebut merupakan langkah maju bagi pengembangan perguruan tinggi yang sesuai dengan peraturan pemerintah, namun dengan tetap mempertahankan kualitas sistem, orientasi pendidikan, serta nilai-nilai kepesantrenan yang sejak awal dicanangkan oleh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan.
Pada tahun 1996 M., kegigihan pengurus Yayasan Al-Amien Prenduan untuk mewujudkan perguruan tinggi yang representatif dijawab dengan disetujuinya proposal penambahan program studi (prodi) oleh tim Kopertais wilayah IV Surabaya. Status dan nama STIDApun beralih rupa menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Amien Prenduan, dengan membuka dua program studi/jurusan: Bimbingan dan Penyuluhan Islam/BPI (Dakwah), dan Pendidikan Agama Islam/PAI (Tarbiyah).
Perlahan namun pasti, prestasi demi prestasi institusional diraih oleh STAI Al-Amien Prenduan. Tak berapa lama kemudian, lewat Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional dengan nomor: 019/BAN-PT/Ak-IV/VIII/2000, STAI dinyatakan terakreditasi dengan nilai maksimum. Jalan menuju idealisme kian nampak di depan mata. Harapan bagi terwujudnya sebuah perguruan tinggi Islam yang representatif semakin gamblang terhampar di hadapan. Segera setelah turunnya hasil akreditasi itu, sebuah tim dibentuk untuk merealisasikan langkah berikutnya, yaitu merencanakan penambahan beberapa program studi (prodi), sebagai syarat bagi peningkatan status kelembagaan menjadi institut.
Tanpa menunggu lama, rencana itu pun terealisasi, ditandai dengan dibukanya satu fakultas dan empat program studi baru pada tahun akademik 2001-2002, yaitu: 1. Komunikasi & Penyiaran (KPI) di Fakultas Dakwah, 2. Pendidikan Bahasa Arab (PBA) di Fakultas Tarbiyah, serta 3. Tafsir/Hadits (sekarang menjadi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir) dan Aqidah/Filsafat (sekarang menjadi Ilmu Aqidah) di Fakultas Ushuluddin. Dengan peresmian itu, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Amien Prenduan pun berganti nama menjadi Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan (IDIA) yang kemudian mendapatkan pengakuan resmi seiring turunnya surat Keputusan dari Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama RI. No. : Dj.II/144/2002.
Dalam upaya untuk meneguhkan eksistensinya sebagai perguruan tinggi Islam yang representatif, IDIA Prenduan terus melakukan inovasi-inovasi baru dalam bentuk kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri, baik dalam bidang sarana prasarana, pengembangan sumber ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia. Dengan jalinan relasi kerjasama yang telah ditempuh ini, IDIA Prenduan mengalami kemajuan yang sangat pesat dan mampu melahirkan output dengan kualitas yang tinggi.
Sistem perkuliahan di IDIA Prenduan memiliki sifat dan karakter yang unik dibandingkan dengan kampus lain pada umumnya. Nilai keunikan itu terletak pada upaya mengintegrasikan sistem perkuliahan akademik seperti yang berlaku di perguruan tinggi modern pada umumnya dengan sistem pendidikan pesantren. Sehingga dari hasil sistem perkuliahan yang integratif tersebut, IDIA al-Amien mampu melahirkan generasi-generasi intelektual yang mutafaqqih fiddien dan mundzirul qoum.
Sumber: idia.ac.id

Share:

Pengikut

Subscribe!

Mars IDIA Prenduan