Lembaga pendidikan yang dibangun dengan konsep timpang
dan tidak seimbang, hanya memperhatikan aspek-aspek duniawi dan mengabaikan
aspek-aspek ukhrawi, atau sebaliknya, adalah tidak sesuai dengan konsep dasar
Islam. Menggunakan
pandangan yang timpang menyebabkan ketimpangan ilmu yang dihasilkan, yang pada
gilirannya akan menyebarkan wabah kerusakan moral dan etika. Inilah yang banyak
terjadi pada kebanyakan lembaga saat ini. Kerusakan ilmu secara merata telah
terjadi pada mayoritas perguruan tinggi di Indonesia.
Kekeliruan
konsep ilmu di dunia pendidikan tinggi di Indonesia telah melahirkan dua
kondisi yang memperhatinkan. Pertama, di perguruan tinggi umum terjadi
kebodohan terhadap ilmu-ilmu agama. Kampus-kampus umum banyak melahirkan
sarjana-sarjana yang nyaris buta terhadap fardhu’ain sepanjang
hidupnya. Kedua, di perguruan Islam terjadi kekacauan ilmu. Berbagai
perguruan tinggi ini melahirkan sarjana-sarjana agama yang keliru ilmunya, yang
kemudian disebarkan ke tengah masyarakat. Lebih parah lagi, sarjana-sarjana
yang justru ragu dengan agamanya sendiri. padahal sarjana agama inilah yang
akan menempati pos-pos strategis dalam bidang keagamaan, sebagai guru agama,
dosen agama, pimpinan pesantren dan organisasi islam.
Secara
prinsip, pesantren berbeda dengan pendidikan lain, pendidikan pesantren
memegang tiga prinsip pokok, yaitu ilmu, amal dan ikhlas. Tiga pokok lainnya; iman,
Islam
dan ihsan. Mempelajari Islam sekaligus ilmu-ilmu Islam tidak bisa dilakukan
secara setengah-setengah. Selain teori dan praktik, ia tidak bisa dilepaskan
dari etika, proses atau tata cara mencari dan mempelajari ilmu yang diajarkan
dalam Islam. Jika ilmu-ilmu agama harus dipelajari secara serius,
berkesinambungan, dalam waktu tertentu dengan perencanaan dan konsep yang
matang, maka dimanakah tempat yang paling tepat bagi kita untuk mempelajarinya?, jawaban
dari semua itu adalah “Pesantren”. tentu saja tidak ada keraguan sedikitpun,
bahwa pendalaman ajaran agama hanya ada di pesantren. Di pesantren
ajaran-ajaran dan ilmu-ilmu agama dipelajari secara serius, total konsiten. Hanya
pesantren yang mengajarkan agama secara total, baik secara teori, praktik dan
etikanya, sehingga dapat diterapkan secara utuh dalam segenap aspek
sosial-kehidupan yang dijalani. Dengan demikian dapat diterapkan di setiap
bidang kehidupan manusia, sehingga benar-benar menebarkan rahmat bagi alam
semesta. (wallahu a’lam).
Oleh: Wahdaniyah
Mahasiswi KPI, Semester VI, Asal Kalimantan
0 komentar:
Posting Komentar